Banjarmasin- Senat Mahasiswa Fakultas Syariah (SEMA Fasya) UIN Antasari Banjarmasin mengadakan acara Temu Dekanat guna memfasilitasi penyampaian aspirasi dari berbagai organisasi mahasiswa (Ormawa). Acara ini dilaksanakan pada hari Selasa, 19 November 2024 dan berlangsung dari pukul 16.00 hingga 18.00 WITA dan dibuka oleh Ahmad Rizkhan Nurullah dari SEMA Fasya sebagai pemantik.
Dalam acara ini, berbagai isu penting dibahas, termasuk regulasi yang membatasi perizinan kegiatan di luar jam kerja, serta keterlambatan pencairan dana yang menjadi pondasi dasar organisasi. HMJ HTN mengangkat masalah kehilangan barang seperti helm dan kunci, serta kebutuhan pemasangan CCTV di area belakang Syariah. Mereka juga menyoroti masalah fasilitas seperti AC dan proyektor yang sering tidak berfungsi dengan baik.

HMP PM menyampaikan kesulitan finansial yang dialami mahasiswa, etika berpakaian yang kurang ditaati oleh mahasiswa baru, serta masalah fasilitas seperti proyektor dan kipas angin di musholla yang tidak berfungsi. Mereka juga mengeluhkan dosen yang kurang jelas dalam mengajar.
HMJ HES mempertanyakan regulasi penggunaan fasilitas di hari Minggu dan mengeluhkan CCTV yang tidak berfungsi serta sikap satpam yang tidak sopan. Mereka juga menyoroti dosen yang tidak sesuai dengan kontrak perkuliahan dan datang terlambat.
HMP HKI mengeluhkan keterlambatan pencairan dana yang membuat mereka mengandalkan iuran dan sponsorship. Mereka juga menyoroti banyaknya fasilitas yang tidak berfungsi dengan baik dan mempertanyakan efektivitas evaluasi dosen.
UKM ASRI dan UKM O FASYA mengusulkan penggunaan fasilitas di hari Minggu dan mengeluhkan pemegang kunci aula yang sering tidak responsif saat dibutuhkan. Mereka juga menyoroti minimnya sarana prasarana dan jadwal penggunaan GOR yang tidak adil, serta intimidasi dari petugas CS.

UKM FKHI mengeluhkan kendala pendanaan yang sama seperti UKM dan HMJ/HMP lainnya, serta meminta anggota hanya menjadi peserta, tidak menjadi panitia. LPM ANALISA mengeluhkan kurangnya pendanaan yang menghambat pelatihan jurnalistik.
DEMA FASYA menyoroti kurangnya pendanaan untuk menyukseskan kegiatan dan pembatasan perizinan serta fasilitas yang tidak yang tidak tekondisikan seperti toilet laki-laki yang
ada asbak.
Tanggapan dari Dekanat mencakup berbagai isu, termasuk diantaranya pendanaan yang kurang, pembatasan perizinan, dan fasilitas yang tidak terkondisikan dengan baik. Mereka juga menyoroti dosen yang tua yang mulai tidak mampu memenuhi kontrak perkuliahan, serta pencairan dana panitia yang memerlukan revisi anggaran dan SK. Dekanat juga berkoordinasi dengan Kabag Sarana Prasarana dan SEMA FASYA terkait proyektor, AC, dan CCTV, serta mengusulkan kontrak khusus untuk CS agar dapat melayani peminjaman ruangan di hari Minggu. Sosialisasi etika berpakaian juga perlu dilakukan untuk mahasiswa baru.

Acara ini diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara Ormawa dan Dekanat, serta memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mahasiswa Fakultas Syariah UIN Antasari.
Berikut adalah berita acara temu dekanat :